[JAKARTA] Kemacetan Jakarta yang terjadi setiap hari semakin parah pada Jumat (14/12) pagi. Sejak
sekitar pukul 07.30 WIB, arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto baik dari Pancoran,
maupun sebaliknya lumpuh total. Kemacetan ini juga menjalar ke jalan lain yang
berada di sekitar Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, karena banyaknya
para pengguna jalan yang mencari jalan alternatif menghindari depan Kompleks
DPR.
Kemacetan ini terjadi karena puluhan ribu orang yang
menamakan diri mereka Aliansi Desa Indonesia berdemonstrasi menuntut segera
disahkannya Rancangan Undang-undang (RUU) mengenai desa dalam Sidang Paripurna
DPR yang digelar hari ini. Demonstran yang diperkirakan berjumlah sekitar
40.000 ini tertahan di depan gerbang dan membuat mereka meluber hingga ke jalan
tol.
Kompol Slamet Widodo, salah seorang anggota Polisi Lalu
Lintas yang bertugas di depan Gedung Jakarta Convention Center (JCC),
mengatakan, untuk para pengendara yang melalui Jalan Tol Dalam Kota dari arah
Cawang dialihkan keluar Pintu Tol Semanggi untuk kemudian bersama pengguna
jalan arteri dialihkan ke TVRI. "Dari situ bisa ke Patal Senayan, Slipi,
atau Kebayoran Baru," katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, untuk pengguna Jalan Tol Dalam
Kota dari Grogol dialihkan keluar pintu tol Rumah Sakit Dharmais dan
menggunakan jalan arteri.
Menurut dia, sebelumnya tidak ada koordinasi massa untuk
menutup akses jalan tol, namun karena massa terkonsentrasi di satu titik dengan
sendirinya mereka menutup jalan. Tak hanya menutup jalan, beberapa demonstran
membakar kayu di dekat Pintu Tol Senayan yang mengarah ke Semanggi.
Arus lalu lintas mulai berangsur pulih sekitar pukul 09.30
WIB, saat para demonstran yang berasal dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia
(PPDI), Persatuan Rakyat Desa Nusantara (Parade Nusantara), Asosiasi Pemerintah
Desa Indonesia (Apdesi), dan Relawan Pemberdayaan Desa, serta Gerakan Rakyat
Indonesia Baru (GRIB), dapat merangsek masuk ke area kompleks setelah gerbang
DPR di sisi barat dibuka.
Ketua Parade Nusantara, Sudir Santoso menyatakan, tidak
ada rencana dari pihaknya untuk menutup akses jalan warga Jakarta. Menurut dia
para demonstran merupakan aparatur negara yang bertugas di desa.
"Beberapa kali kami aksi, tidak ada daun yang rontok,
karena yang turun aksi ini bukan orang sembarang. Mereka orang-orang terpilih
yang memangku jabatan di desa," kata Sudir saat ditemui di lokasi.
Dia menegaskan, aksi demonstrasi yang dilakukan Aliansi
Desa Indonesia ini untuk meminta kepastian kepada Anggota DPR mengenai proses
UU mengenai desa.
"Kami ingin kepastian itu. Kapan akan selesai. Mereka
sidang ini dibiayai oleh rakyat. Dan dalam aturannya, RUU hanya dibahas dalam
dua kali masa sidang ditambah toleransi satu masa sidang. Ini berarti anggota
DPR sendiri melanggar hukum," kata Sudir.
Menurut Sudir, desakan disahkannya RUU ini muncul karena
beberapa hal. Dikatakan, alokasi pembangunan desa diberikan pemerintah pusat
tidak rasional dan adil. Penduduk desa mencapai 85 persen dari total jumlah
penduduk Indonesia, namun alokasi anggaran untuk pembangunan desa hanya 1,3
persen. "Terang saja desa terus identik dengan kemiskinan, terbelakang dan
lainnya," tambah Sudir.
Selain alokasi anggaran, perangkat desa merasa
diperlakukan tidak adil oleh pemerintah. Dari rata-rata 20 orang staf di kantor
desa, hanya sekretaris desa yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
"Presiden mengeluarkan Peraturan Pemerintah no 45/2007 tentang Pengisian
dan Pengangkatan Sekdes Jadi PNS berdasar UU no 32/2004 tentang pemerintah
daerah. Ini menimbulkan kesenjangan. Masa dari 20 orang yang bekerja di kantor
desa, hanya satu yang PNS. Apalagi para pegawai ini hanya diatur melalui
peraturan desa yang tidak memiliki kekuatan dalam tata aturan
perundang-undangan di Indonesia," katanya.
Lebih jauh dikatakan Sudir, pihaknya juga mendesak Ada
struktur ekonomi desa kuat. Jika di pemerintah pusat terdapat Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), di tingkat provinsi ada BUMD, maka di desa seharusnya ada Badan
Usaha Milik Desa (Bumdes).
"Kami tidak ingin liar. Justru kami ingin diatur
dengan jelas," tambahnya.
Demonstrasi sejauh ini berjalan lancar. Namun beberapa
kali, para demonstran yang terus mencoba merangsek masuk bersitegang dengan
anggota kepolisian yang berjaga. [F-5]
0 comments:
Post a Comment